Armada Global Sumud Berlayar Menuju Gaza, Siap Tembus Blokade Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 September 2025, 12:12 WIB
Armada Global Sumud Berlayar Menuju Gaza, Siap Tembus Blokade Israel
Pemandangan dari atas kapal Familia, sebuah kapal Sumud Flotilla, saat meninggalkan pelabuhan Barcelona (Foto: Al-Jazeera/Mauricio Morales)
rmol news logo Sekelompok aktivis internasional berlayar memulai perjalanan kemanusiaan dengan  menggunakan Armada Global Sumud, dengan tujuan mematahkan blokade laut Israel terhadap Gaza.

Dikutip dari Al-Jazeera, Senin 1 September 2025, kapal-kapal tersebut mulai bergerak meninggalkan pelabuhan Barcelona, Spanyol pada Minggu, sekitar pukul 15.30 sore, waktu setempat.

Armada ini membawa aktivis, tokoh masyarakat, anggota parlemen, dan relawan dari 44 negara. Mereka menyebut misi ini sebagai “sah menurut hukum internasional” karena bertujuan kemanusiaan, bukan politik atau militer.

Kapal-kapal ini juga akan bergabung dengan armada tambahan dari Yunani, Italia, dan Tunisia sebelum menuju Gaza, yang diperkirakan akan tiba pada pertengahan September 2025.

Salah satu tokoh yang ikut mendukung adalah aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Dalam pidatonya, ia menuduh Israel melakukan “genosida” terhadap warga Palestina dan mengecam pemerintah dunia yang dinilainya gagal menegakkan hukum internasional.

Armada Global Sumud menegaskan bahwa mereka bukan bagian dari pemerintah atau partai politik mana pun. Nama “Sumud” sendiri berarti “keteguhan” atau “ketekunan” dalam bahasa Arab, melambangkan semangat untuk terus melawan penindasan.

Misi ini dilakukan di tengah situasi darurat kemanusiaan di Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini menyatakan Gaza mengalami kelaparan akibat blokade dan serangan intensif Israel, termasuk rencana menggusur sekitar satu juta warga Palestina dari wilayah tersebut.

Dua upaya sebelumnya untuk mengirimkan kapal bantuan ke Gaza telah digagalkan oleh Israel. Armada Sumud berharap kali ini mereka bisa berhasil menembus blokade dan membawa perhatian dunia pada krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Mohamad Elmasry dari Institut Studi Pascasarjana Doha mengatakan bahwa armada tersebut merupakan tindakan perlawanan simbolis yang penting. Ia memperkirakan dengan Israel kemungkinan akan kesulitan untuk menangani sejumlah kapal yang tiba pada saat yang sama.

"Pada akhirnya, mereka akan dicegat. Mereka akan ditahan atau dipulangkan," ujarnya. 

"Ini tidak akan menyelesaikan masalah kelaparan. Yang akan menyelesaikan masalah kelaparan, pada akhirnya, adalah pemerintah yang menjalankan tugas mereka untuk menghentikan genosida dan program kelaparan yang disengaja," kata Elmasry.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA