Misa pelantikan dimulai pukul 10 pagi waktu setempat dan menandai dimulainya kepausan Kardinal Robert Prevost, 69 tahun, yang terpilih sebagai paus awal bulan ini menggantikan mendiang Paus Fransiskus.
Prosesi penuh simbolisme ini mencakup pemberian dua lambang utama kepausan: cincin nelayan dan pallium wol domba.
“Tahta Suci bersedia membantu musuh bertemu, sehingga mereka dapat saling menatap mata dan agar orang-orang dapat diberikan kembali martabat yang layak mereka dapatkan: martabat perdamaian,” tulis Paus Leo XIV dalam salah satu unggahan pertamanya di X, seperti dimuat
The Guardian.
“Dengan sepenuh hati, saya katakan kepada para pemimpin negara: mari kita bertemu; mari kita berdialog; mari kita berunding!" tambahnya.
Prosesi dimulai dengan kedatangan Paus Leo di Lapangan Santo Petrus dengan mobil paus, menyapa umat yang memadati lapangan.
Ia kemudian masuk ke dalam Basilika Santo Petrus untuk menerima cincin nelayan, simbol awal dan akhir masa kepausa, dan pallium, tanda peran pastoralnya sebagai gembala umat.
Upacara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dunia, termasuk Wakil Presiden AS JD Vance, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Presiden Israel Isaac Herzog, Presiden Argentina Javier Milei, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan Pangeran Edward dari Inggris.
Kehadiran JD Vance menimbulkan perhatian tersendiri mengingat sejarah interaksi sebelumnya dengan Paus Leo, yang sebelum terpilih sempat mengkritik kebijakan imigrasi pemerintahan Donald Trump dan juga pernyataan Vance dalam wawancara media.
Di media sosial, kritik Paus Leo menuai respons keras dari kelompok konservatif AS. Aktivis Laura Loomer bahkan menyebutnya sebagai “anti-Trump, anti-MAGA, pro-Perbatasan terbuka, dan seorang Marxis total seperti Paus Fransiskus.
Meskipun begitu, Vatikan menegaskan bahwa Paus Leo akan tetap aktif di media sosial, meneruskan warisan digital yang dibangun oleh pendahulunya. Akun resmi @Pontifex di X kini memiliki lebih dari 52 juta pengikut dalam sembilan bahasa.
Dengan pelantikannya, Paus Leo XIV menghadapi tantangan besar di tengah dunia yang terpolarisasi, tetapi ia telah mengirim pesan jelas: kepemimpinannya akan didorong oleh semangat dialog, rekonsiliasi, dan martabat kemanusiaan.
BERITA TERKAIT: