Zelensky Tuduh Rusia Coba Sabotase Gencatan Senjata dengan Jebak Pasukan Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 16 Maret 2025, 12:08 WIB
Zelensky Tuduh Rusia Coba Sabotase Gencatan Senjata dengan Jebak Pasukan Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky/Net
rmol news logo Rusia diduga berusaha mengepung pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, dalam upaya untuk memperkuat posisi Moskow dalam perundingan gencatan senjata yang tengah berlangsung dengan Washington. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa meskipun pasukan Rusia berusaha memotong jalur keluar pasukan Ukraina dengan maju ke wilayah Sumy, Ukraina tidak akan menyerah begitu saja. 

"Ada pasukan Ukraina di wilayah Kursk. Pengepungan mereka adalah kebohongan Putin," ujarnya, seperti dimuat New York Times pada Minggu, 16 Maret 2025.

Ia menambahkan bahwa upaya Rusia untuk menjebak pasukan Ukraina dengan bergerak ke wilayah Sumy adalah indikasi bahwa Moskow tidak serius mencari perdamaian.

Zelensky juga menyatakan bahwa tindakan militer Rusia ini menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik pada perdamaian sejati, seiring dengan meningkatnya ancaman dari serangan di wilayah perbatasan.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah merebut kembali dua desa di luar Sudzha, kota utama yang saat ini dikuasai Ukraina di wilayah Kursk. 

Meskipun Staf Umum Ukraina belum memberikan komentar terbuka mengenai hal ini, peta medan perang yang dirilis pada Sabtu, 15 Maret 2025 menunjukkan bahwa Sudzha kini berada di luar kendali Ukraina.

Ketegangan semakin meningkat di wilayah Kursk, yang sebelumnya direbut oleh pasukan Ukraina dalam serangan mendadak musim panas lalu. 

Kremlin kini sedang berusaha merebut kembali tanah tersebut sambil melanjutkan negosiasi gencatan senjata yang telah diajukan oleh Washington.

Pada hari Jumat, 14 Maret 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan agar pasukan Ukraina yang masih bertempur di Kursk untuk meletakkan senjata mereka dan berjanji untuk mengampuni nyawa mereka jika menyerah. 

Dalam pernyataan tersebut, Putin juga menyebutkan bahwa pasukan Ukraina terjebak, sebuah klaim yang kemudian dipertegas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di media sosialnya. 

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasan antara wilayah Kursk dan Sumy, bersiap untuk meluncurkan serangan besar-besaran. 

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia telah mengirimkan kelompok kecil untuk melakukan pengintaian dan menguji pertahanan Ukraina.

Sementara itu, Rusia terus meningkatkan tekanan diplomatik dengan menawarkan gencatan senjata, meskipun dengan persyaratan yang tidak dapat diterima oleh Ukraina. 

Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov mengonfirmasi bahwa tawaran untuk pasukan Ukraina menyerah masih berlaku. 

"Waktu hampir habis," kata Peskov, merujuk pada tekanan terhadap pasukan Ukraina di wilayah Kursk.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA