Trump bahkan pada Senin, 2 Desember 2024 memberikan ancaman tegas untuk Hamas bahwa ada konsekuensi yang besar jika mereka tidak segera membebaskan para sandera sebelum dirinya dilantik pada Januari 2025.
"Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada semua neraka yang harus dibayar di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab yang melakukan kekejaman terhadap Kemanusiaan ini," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
"Mereka yang bertanggung jawab akan mendapat pukulan lebih keras daripada siapa pun yang pernah menerima pukulan dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat. Bebaskan sandera sekarang," kata dia lagi.
Ancaman itu muncul setelah diplomasi menyeluruh oleh pemerintahan Presiden Joe Biden yang akan lengser yang sejauh ini gagal mengamankan kesepakatan yang akan mengakhiri perang Israel di Gaza dan membebaskan sandera yang ditawan 14 bulan lalu.
Hamas melancarkan serangan paling mematikan yang pernah ada di Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu mengakibatkan 1.208 kematian, sebagian besar warga sipil.
Militan menangkap 251 sandera selama serangan itu, beberapa di antaranya sudah tewas. Dari jumlah tersebut, 97 masih ditahan di Gaza, termasuk 35 yang menurut tentara telah tewas.
Kampanye pembalasan Israel telah menewaskan 44.429 orang di Gaza, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah itu yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
BERITA TERKAIT: