Kebijakan ini diambil untuk menghindari terulangnya bentrokan kekerasan yang melibatkan pendukung Israel di Amsterdam pekan lalu.
Insiden tersebut menambah ketegangan di tengah hubungan diplomatik Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu.
Sekitar 4.000 polisi akan diterjunkan untuk mengamankan stadion, area sekitar, dan transportasi umum di Paris. Kepolisian Prancis menyatakan bahwa jumlah ini tiga hingga empat kali lipat lebih banyak dibandingkan pengamanan untuk acara serupa sebelumnya.
"Ini tindakan yang luar biasa," kata Laurent Nunez, Kepala Polisi Paris, dikutip Kamis 14 November 2024.
Selain itu, hanya bendera Prancis dan Israel yang diizinkan masuk ke dalam stadion.
Meskipun Macron diperkirakan hadir sebagai bentuk solidaritas, jumlah penonton diprediksi akan lebih rendah dari biasanya.
Hanya sekitar 20.000 penggemar yang diperkirakan akan hadir di stadion yang memiliki kapasitas 80.000 tempat duduk.
Survei dari kelompok pendukung Prancis, Les Irreductibles Français, menunjukkan bahwa sekitar 15 persen anggotanya akan memboikot pertandingan ini, sementara sekitar 30 persen mengkhawatirkan aspek keamanan.
Meski demikian, beberapa pihak menanggapi kekhawatiran ini dengan sikap optimistis.
"Kami akan terus melaju, kami akan bertarung di lapangan," ujar bek Prancis Dayot Upamecano, yang juga memahami keputusan sebagian orang untuk tidak datang.
BERITA TERKAIT: