Namun, sejumlah ahli memprediksi upaya ini membutuhkan waktu Puluhan hingga ratusan tahun sampai pembersihan rampung sepenuhnya.
Dikutip dari
Bloomberg, Selasa (10/9), sebuah robot canggih telah dikerahkan untuk memasuki reaktor yang rusak di PLTN Fukushima.
"Selama dua minggu ke depan, robot ini akan mengambil sampel kecil dari puing bahan bakar nuklir yang meleleh di dasar reaktor, yang diharapkan dapat memberikan data lebih lanjut mengenai kondisi material yang ada," lapor Bloomberg.
Sebagai informasi, bencana gempa bumi berkekuatan 9,0 magnitudo pada Maret 2011 lalu yang diikuti oleh tsunami telah menyebabkan sistem pendingin PLTN Fukushima Daiichi rusak.
Hal ini menyebabkan bahan bakar nuklir di dalam reaktor meleleh, bercampur dengan berbagai material lain seperti zirkonium, baja, kabel, dan beton, yang membuat proses pembersihan menjadi sangat sulit.
Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), pengelola PLTN Fukushima, menyebutkan bahwa sekitar 880 ton puing bahan bakar masih berada di tiga reaktor. Namun, beberapa ahli memperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih besar.
Proyek pembersihan awalnya direncanakan akan dimulai pada akhir 2021, tetapi tertunda karena masalah teknis. Beberapa ahli memperkirakan pembersihan ini bisa memakan waktu hingga 100 tahun, namun pemerintah optimis proyek tersebut dapat diselesaikan dalam 30 hingga 40 tahun.
Sejumlah pihak sempat mendorong agar reaktor tersebut dikubur, seperti di PLTN Chernobyl setelah meledak pada 1986. Namun, usulan tersebut ditolak karena lokasi PLTN Fukushima Daiichi yang berada di dekat laut dan zona rawan gempa bumi dan tsunami dinilai sangat beresiko tinggi.
BERITA TERKAIT: