Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jepang Butuh Puluhan Tahun untuk Bersihkan Puing Bencana Nuklir Fukushima

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 10 September 2024, 17:29 WIB
Jepang Butuh Puluhan Tahun untuk Bersihkan Puing Bencana Nuklir Fukushima
Ilustrasi/Net
rmol news logo Jepang resmi memulai proyek pembersihan puing bahan bakar nuklir di tiga reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011. 

Namun, sejumlah ahli memprediksi upaya ini membutuhkan waktu Puluhan hingga ratusan tahun sampai pembersihan rampung sepenuhnya.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/9), sebuah robot canggih telah dikerahkan untuk memasuki reaktor yang rusak di PLTN Fukushima. 

"Selama dua minggu ke depan, robot ini akan mengambil sampel kecil dari puing bahan bakar nuklir yang meleleh di dasar reaktor, yang diharapkan dapat memberikan data lebih lanjut mengenai kondisi material yang ada," lapor Bloomberg.

Sebagai informasi, bencana gempa bumi berkekuatan 9,0 magnitudo pada Maret 2011 lalu yang diikuti oleh tsunami telah menyebabkan sistem pendingin PLTN Fukushima Daiichi rusak. 

Hal ini menyebabkan bahan bakar nuklir di dalam reaktor meleleh, bercampur dengan berbagai material lain seperti zirkonium, baja, kabel, dan beton, yang membuat proses pembersihan menjadi sangat sulit.

Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), pengelola PLTN Fukushima, menyebutkan bahwa sekitar 880 ton puing bahan bakar masih berada di tiga reaktor. Namun, beberapa ahli memperkirakan jumlah sebenarnya bisa lebih besar. 

Proyek pembersihan awalnya direncanakan akan dimulai pada akhir 2021, tetapi tertunda karena masalah teknis. Beberapa ahli memperkirakan pembersihan ini bisa memakan waktu hingga 100 tahun, namun pemerintah optimis proyek tersebut dapat diselesaikan dalam 30 hingga 40 tahun.

Sejumlah pihak sempat mendorong agar reaktor tersebut dikubur, seperti di PLTN Chernobyl setelah meledak pada 1986. Namun, usulan tersebut ditolak karena lokasi PLTN Fukushima Daiichi yang berada di dekat laut dan zona rawan gempa bumi dan tsunami dinilai sangat beresiko tinggi.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA