Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (
futures) CPO sempat melemah 1,05 persen secara harian ke level 3.860 ringgit atau Rp13 juta per ton.
Nilai ini jauh lebih rendah dibanding akhir Agustus 2024 lalu yang mencapai 4.000 ringgit atau setara Rp14 juta per ton.
Harga CPO diperkirakan akan tetap lesu pekan ini akibat sentimen pelemahan minyak kedelai dan kekhawatiran berlanjut terhadap peningkatan stok minyak sawit di Malaysia.
“Kami memperkirakan harga komoditas ini akan diperdagangkan antara 3.750 hingga 3.900 ringgit per ton (pekan ini),” kata pengusaha komoditas setempat, David Ng diberitakan
Bernama, Senin (9/9).
Sementara itu, pihak Interband Group of Companies, Jim Teh memproyeksikan kontrak berjangka CPO akan diperdagangkan di kisaran 3.730- 3.830 ringgit per ton seiring permintaan dari China, India, dan Uni Eropa.
“Dari segi stok, kami menantikan rilis angka dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada 10 September, yang jatuh pada Selasa untuk posisi stok Agustus. Dengan cuaca menguntungkan, stok mungkin akan meningkat,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: