Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian Enam Sandera Israel Picu Aksi Protes Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 02 September 2024, 10:55 WIB
Kematian Enam Sandera Israel Picu Aksi Protes Nasional
Aksi protes warga Israel di Tel Aviv pada Minggu malam, 1 September 2024/AP
rmol news logo Kabar kematian enam sandera di Jalur Gaza kembali memantik kemarahan rakyat Israel yang telah kecewa dengan kebijakan pemerintah selama perang. 

Mengutip Al Mayadeen pada Senin (2/9), sekitar 280.000 orang telah berdemonstrasi di jalan-jalan Tel Aviv dan al-Quds yang diduduki. Mereka berkumpul di lokasi aksi unjuk rasa sejak Minggu sore (1/9) pukul 18.00 waktu setempat.

Pengunjuk rasa menuntut agar pemerintah Israel meninggalkan posisinya di Koridor Philadelphia dan Koridor Nitzanim, dan kembali ke perundingan yang mungkin dapat mengamankan kembalinya orang-orang yang mereka cintai dalam keadaan hidup dari Gaza. 

Mereka berpendapat bahwa operasi militer yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kematian banyak tawanan.

Kepala Mossad David Barnea menyatakan bahwa kembalinya keluarga-keluarga Gaza ke Gaza utara lebih kompleks daripada masalah Koridor Philadelphia.

"Posisi pribadi saya adalah lebih baik mundur dari Philadelphia dan Netzarim untuk membebaskan para tawanan; tidak ada kebutuhan operasional untuk kedua rute ini," tegasnya.

Dikatakan bahwa polisi Israel terus berupaya membubarkan demonstran, tetapi jumlahnya semakin bertambah hingga hari ini. Bahkan ada seruan baru untuk melakukan mogok kerja. 

Pemogokan tersebut diperkirakan akan memengaruhi transportasi darat, laut, dan udara, serta lembaga publik, sekolah, dan sektor lainnya.

Ketua Serikat Buruh Israel mengeluarkan pernyataan bersama dengan keluarga para tawanan, mengumumkan bahwa Bandara Ben Gurion akan berhenti beroperasi mulai pukul 08.00 pagi pada hari Senin (2/9).

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid meminta serikat buruh, pengusaha, dan otoritas lokal di wilayah pendudukan Israel untuk mengganggu perekonomian. 

Ia juga mengajukan petisi kepada Ketua Knesset untuk mengadakan rapat umum darurat guna membahas pencapaian kesepakatan terkait Gaza.

Lapid yang kerap mengkritik Netanyahu menyebutnya telah gagal membebaskan enam sandera karena keenggan PM Israel itu untuk berunding dengan Hamas. 

"Meskipun masih ada sandera yang masih hidup di Jalur Gaza, kesepakatan masih mungkin dicapai, tetapi Netanyahu enggan karena alasan politik," kritik Lapid. 

Menurut media Israel, keenam tawanan tersebut ditemukan tewas pada pada tanggal 30 hingga 21 Agustus 2024. 

Saking marahnya, dua keluarga tawanan yang meninggal menolak permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berbicara dengan mereka. 

Merespon kematian sandera terbaru, Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant menyerukan agar pemerintah membatalkan keputusannya untuk tetap menguasai Koridor Philadelphia.

Pernyataan Gallant memicu pertentangan yang signifikan dalam pemerintahan Israel.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengecam seruan Gallant karena artinya Israel akan menyerah pada Hamas. 

"Jika kami tunduk pada tuntutan Hamas seperti yang disarankan Menteri Pertahanan, kami akan kalah dalam perang," tegasnya. 

Netanyahu bahkan menegur Gallant dengan menyebutnya telah kehilangan akal sehat dengan menyerahkan Koridor Philadelphia.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA