Ledakan tersebut berasal dari sebuah i
mprovised explosive device atau bom rakitan yang dikendalikan dari jauh. Bom meledak di dekat mobil polisi yang sedang patroli.
Inspektur Polisi Warsak (SP) Arshad Khan mengatakan, ledakan mematikan itu terjadi sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.
"Empat hingga lima kilogram bahan peledak digunakan dalam ledakan itu," kata Arshad lagi.
"Enam hingga tujuh tersangka juga telah ditahan untuk penyelidikan," tambahnya seperti dikutip dari
Dawn.
Sementara Inspektur Operasi Senior Polisi (SSP) Kashif Zulfiqar mengatakan bahwa bukti telah dikumpulkan dari tempat kejadian perkara.
"Telah terjadi peningkatan serangan teroris di Jalan Warsak. Beberapa hari yang lalu, sebuah granat dilemparkan ke kantor polisi Mathura,” kata SSP Zulfiqar.
Dia menambahkan, polisi bekerja sama dengan Departemen Antiterorisme (CTD) di daerah tersebut dan operasi gabungan akan dilakukan di area Warsak Road.
“Kelompok yang terlibat dalam kegiatan teroris akan segera terungkap,” imbuhnya.
Insiden tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap petugas polisi dan pos pemeriksaan, khususnya di Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan.
Serangan meningkat setelah Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP) yang dilarang melanggar perjanjian gencatan senjata yang rapuh dengan pemerintah pada tahun 2022 dan bersumpah untuk menargetkan pasukan keamanan.
Pada hari Rabu, seorang kepala polisi tewas dan seorang polisi menderita luka-luka ketika militan tak dikenal melemparkan granat tangan ke sebuah pos pemeriksaan di Mayar, Lower Dir.
Bulan lalu, seorang polisi terluka ketika militan menyerang sebuah pos polisi di Regi Model Town, Peshawar, di pinggiran kota.
Pada bulan Januari 2023, serangan bunuh diri di sebuah masjid di Police Lines, Peshawar, menewaskan 100 orang, banyak di antaranya adalah petugas polisi.
TTP telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pihaknya kemudian menjauhkan diri dari hal tersebut tetapi beberapa sumber sebelumnya mengindikasikan bahwa hal itu mungkin merupakan hasil ulah beberapa faksi lokal dari kelompok terlarang tersebut.
BERITA TERKAIT: