Dalam sebuah laporan, IRGC menyebut kematian Haniyeh merupakan kasus pembunuhan berencana yang telah dilakukan Israel dan didukung Amerika Serikat.
"Pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh merupakan kejahatan terorisme yang dirancang dan dilaksanakan oleh Israel dengan dukungan dari AS," bunyi laporan tersebut, seperti dikutip dari
Anadolu Ajansi pada Minggu (4/7).
IRGC mengatakan bahwa penyebab kematian Haniyeh adalah tembakan dari proyektil jarak pendek dengan hulu ledak seberat sekitar 7 kilogram disertai ledakan besar dari luar tempat Haniyeh menginap.
"Darah Haniyeh akan dibalaskan dan Israel akan menerima tanggapan yang tegas pada waktu, tempat, dan cara yang tepat," tegas Iran.
Haniyeh dibunuh Rabu dini hari (31/7) di wisma tamu di ibu kota Teheran dalam sebuah serangan misterius yang juga menewaskan seorang pengawal pribadinya.
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pemakaman Haniyeh dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis pagi, diikuti oleh prosesi besar-besaran. Ia kemudian dikuburkan di Doha, Qatar pada Jumat (2/8).
Ketegangan meningkat di tengah spekulasi bahwa Iran sedang mempersiapkan tanggapan militer terhadap pembunuhan Haniyeh yang cakupannya lebih besar daripada operasi yang menyusul serangan terhadap Konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada bulan April.
Dalam reaksinya terhadap pembunuhan Haniyeh, Khamenei mengatakan Iran menganggapnya sebagai kewajiban untuk membalas darah tamu terhormat, dan bersumpah menghukum Israel dengan keras.
Pezeshkian juga mengutuk pembunuhan tersebut, dan berjanji untuk mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, dan martabat negara.
BERITA TERKAIT: