Menanggapi peristiwa tersebut, kantor kejaksaan Paris mengatakan pada Minggu (28/7) Waktu setempat, bahwa polisi Prancis telah membuka penyelidikan atas kasus tersebut.
"Petugas anti kejahatan dunia maya juga sedang menyelidiki perilisan data pribadi atlet di media sosial pada hari Jumat dan berupaya menghapusnya," kata jaksa dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (29/7).
Direktorat Siber Nasional Israel pada Kamis mengatakan, setelah melakukan penyelidikan mereka meyimpulkan bahwa peretas Iran membuat saluran media sosial untuk menerbitkan informasi pribadi tentang anggota delegasi Israel dan mengirimi mereka pesan-pesan yang mengancam.
Prancis telah melancarkan operasi keamanan besar-besaran untuk Olimpiade yang dimulai pada hari Jumat dan berlangsung hingga 11 Agustus, dengan sekitar 18.000 tentara dikerahkan selain polisi reguler.
Para atlet Israel juga diberikan oleh Dinas Keamanan Internal Israel, Shin Bet, karena ini bukan pertama kalinya mereka menghadapi ancaman menjelang Olimpiade pertama yang diadakan pada masa perang Israel.
Dengan latar belakang konflik yang sedang berlangsung dengan Gaza, para atlet Israel di Paris dikawal ke dan dari acara dan diberikan perlindungan 24 jam.
Dimasa lalu, sekitar 11 atlet Israel dan seorang petugas polisi Jerman dibunuh oleh teroris Palestina di Olimpiade Munich 1972.
BERITA TERKAIT: