Hal itu diungkap oleh Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder dalam acara jumpa pers di Jakarta pada Kamis malam (18/7).
Dubes menjelaskan bahwa sektor swasta Swiss saat ini memang belum membuat kesepakatan apapun dengan pihak IKN.
Sebab, mereka masih perlu memastikan stabilitas IKN dan memeriksa lebih jauh terkait peluang-peluang bisnis yang menjanjikan.
"Kami belum berkomitmen apa pun. Itu peran sektor swasta. Jadi, sektor swasta harus memiliki kerangka yang dibutuhkan untuk merasa cukup percaya diri berinvestasi di IKN,” ujarnya.
Kendati demikian, Dubes memiliki keyakinan bahwa akan ada banyak perusahaan Swiss yang tertarik untuk berinvestasi di IKN.
Dia menyebut baru-baru ini ada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik dan distribusi air Swiss yang mengungkapkan minatnya untuk datang ke IKN dan memeriksa langsung.
“Mereka siap untuk datang, tetapi ketika situasinya sudah tenang dan mereka memiliki jaminan yang diperlukan. Saya yakin ini adalah peluang besar bagi perusahaan-perusahaan untuk berpartisipasi dalam penciptaan kota baru, apalagi ibu kota baru,” paparnya.
Optimisme Dubes berkaitan dengan hubungan kuat yang dijalin Indonesia dan Swiss dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Kemudian akan ada Perjanjian Perlindungan Investasi yang akan segera diberlakukan.
"Ini juga memberikan kepastian hukum yang lebih kepada perusahaan untuk berinvestasi sehingga kami berharap pada saat ini perusahaan-perusahaan Indonesia ikut berinvestasi di Swiss dan sebaliknya," harap Dubes.
Dikatakan Dubes, Indonesia paling banyak mengekspor logam mulia, alas kaki dan tekstil ke Swiss.
Sementara Swiss mengekspor obat-obatan, bahan kimia, dan mesin ke Indonesia.
BERITA TERKAIT: