Dalam sebuah pernyataan pada Senin (24/6), Lai menegaskan bahwa demokrasi bukanlah sebuah kejahatan, sehingga China tidak memiliki hal untuk menghukum rakyat Taiwan yang menginginkan kemerdekaan mereka.
"China tidak punya hak untuk menghukum rakyat Taiwan hanya karena apa yang mereka dukung. China tidak punya hak untuk melakukan penuntutan lintas batas terhadap rakyat Taiwan,” kata Lai, seperti dimuat
AFP.
Dia juga memperingatkan potensi memburuknya hubungan antara kedua belah pihak, jika China terus berambisi menguasai Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Lai juga meminta agar Beijing menjalin dialog dengan Taiwan, menurutnya, ini adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, sejak pekan lalu aktivitas penerbangan militer China di sekitar Taipei meningkat signifikan.
Kementerian mendeteksi 115 pesawat militer China di sekitar Taiwan, beberapa diantaranya berada pada jarak 31 mil laut dari ujung selatan pulau itu.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berambisi menguasainya meski harus menggunakan kekerasan.
Terlepas dari upaya Lai untuk berdialog, China tetap mempertahankan kehadiran militer yang kuat di sekitar Taiwan dan menolak seruan Lai untuk melakukan perundingan.
Di masa lalu, Beijing menyebut Lai sebagai separatis berbahaya yang akan membawa perang dan kemunduran di wilayah tersebut.
Militer China meningkatkan aktivitasnya di dekat Taiwan sejak kemenangan Lai dalam pemilu Januari lalu.
BERITA TERKAIT: