Seperti dimuat
CNN pada Sabtu (22/6), dukungan itu secara resmi disampaikan melalui pejabat senior AS kepada pejabat tinggi Israel yang datang ke Washington.
Pemerintahan Joe Biden itu bahkan menawarkan bantuan keamanan yang dibutuhkan Israel, meskipun AS tidak akan mengerahkan pasukan Amerika ke langsung.
Jaminan dukungan itu datang di tengah pertikaian panas antara pemerintahan Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menuduh AS menahan kiriman pasokan senjata dan amunisi untuk mereka. Sehingga, terjadi ketegangan antara kedua sekutu ini.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah yang didukung Iran dianggap telah memprovokasi konflik itu dengan meningkatkan serangannya terhadap Negeri Yahudi itu selama beberapa minggu terakhir.
Dukungan ini diklaim diambil pemerintahan Biden, karena mereka telah berulang kali menyatakan tidak ingin melihat perang yang terjadi di wilayah utara Israel, dan mendesak deeskalasi diplomatik.
Minggu ini, utusan AS Amos Hochstein dikirim ke wilayah tersebut untuk mencoba membantu meredakan konflik.
Namun, dengan berlanjutnya serangan Hizbullah melintasi perbatasan ke Israel tanpa adanya gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, para pejabat AS semakin waspada terhadap pecahnya konflik besar-besaran di wilayah tersebut.
Jika Hizbullah memperluas skala serangannya terhadap Israel secara signifikan dan mengakibatkan kematian warga Israel, para pejabat AS meyakini pasukan Netanyahu akan merespons dengan kekuatan skala penuh.
BERITA TERKAIT: