Hal itu disampaikan oleh Kepala penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Ophir Falk dalam wawancara dengan
Sunday Times pada Minggu (2/6).
Falk mengatakan masih terdapat kecacatan dalam proposal Biden. Tetapi Israel menyadari mereka membutuhkan regulasi untuk segera memulangkan sandera, sehingga masih bisa menerimanya.
"Kesepakatan yang kami sepakati ini bukan kesepakatan yang baik tetapi kami sangat ingin para sandera dibebaskan, semuanya," tegasnya.
Namun menurut penuturan Falk, rencana Israel untuk menghancurkan Hamas hingga ke akarnya masih belum berubah.
“Tidak akan ada gencatan senjata permanen sampai semua tujuan kami tercapai," kata Falk menegaskan kembali posisi Netanyahu terhadap proposal Biden.
Pada Jumat (29/5), Biden mengumumkan proposal gencatan senjata baru yang dibuat untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan mendesak kedua pihak menyetujuinya.
Proposal itu terdiri dari tiga tahap. Pada tahap pertama akan mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh, penarikan pasukan IDF dari daerah berpenduduk dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.
Menurutnya, kesempatan ini tidak boleh disia-siakan Hamas. Karena bantuan kemanusian akan lebih banyak mengalir ke Gaza.
"Hamas mengatakan mereka menginginkan gencatan senjata. Kesepakatan ini adalah kesempatan untuk membuktikan apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh," ujarnya, seperti dikutip dari BBC pada Minggu (2/5).
Kemudian tahap kedua, kata Biden, akan ada pengembalian semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara laki-laki. Gencatan senjata selanjutnya akan menjadi permanen.
Tahap ketiga dari proposal tersebut adalah mengembalikan jenazah terakhir sandera Israel yang meninggal, serta rencana rekonstruksi besar-besaran dengan bantuan AS dan internasional untuk membangun kembali rumah, sekolah, dan rumah sakit.
Dalam sambutannya, Biden mengakui bahwa beberapa warga Israel, termasuk pejabat di pemerintahan Israel, kemungkinan besar akan menentang proposal tersebut.
“Saya telah mendesak para pemimpin di Israel untuk mendukung kesepakatan ini. Terlepas dari tekanan (politik) apapun yang datang," tegasnya.
BERITA TERKAIT: