Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut serangan udara yang diluncurkan Sabtu malam (13/4), mencerminkan ambisi Iran sebagai negara pendukung tindakan teror dan kekerasan.
"Maskernya dilepas. Iran, sponsor teror nomor satu di dunia, telah memperlihatkan wajah sebenarnya sebagai pengganggu stabilitas kawasan dan dunia,” ujarnya, seperti dimuat
AFP.
Erdan meminta Dewan Keamanan untuk menetapkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris dan menerapkan sanksi untuk Iran sebelum terlambat.
Ia merujuk pada mekanisme “snapback” yang memungkinkan negara-negara anggota perjanjian nuklir Iran tahun 2015 menerapkan kembali sanksi internasional terhadap Teheran.
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menegaskan bahwa negaranya menyerang Israel sebagai bagian dari haknya dalam membela diri.
Menurut Iravani, tindakan tegas Iran juga tidak lepas dari kegagalan DK PBB dalam tugasnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
"Teheran tidak punya pilihan selain membalas. Kami tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut, tetapi siap menanggapi ancaman atau agresi apapun," tegasnya.
Lebih lanjut, Dubes Iran mendesak DK PBB agar mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung tindakan brutal yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
"DK PBB harus mengambil langkah-langkah mendesak dan menghukum untuk memaksa rezim ini menghentikan genosida terhadap rakyat Gaza," tambah Iravani.
Iran melancarkan serangan langsung terhadap musuh bebuyutan Israel untuk pertama kalinya pada Sabtu (13/4).
Lebih dari 300 rudal dan drone diluncurkan namun hampir semuanya dicegat oleh Israel dan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Yordania, dan Inggris.
Serangan Iran ditujukan sebagai respons terhadap serangan udara mematikan yang dilakukan IDF di gedung konsulat Teheran di ibu kota Suriah, Damaskus yang menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal senior.
BERITA TERKAIT: