Beberapa toko di Israel melaporkan adanya lonjakan pembelian pasokan penting, seperti radio transistor, dan generator listrik.
Seorang pejabat dari jaringan listrik mengatakan kepada harian
The Marker bahwa mereka telah menjual ribuan generator sejak awal, karena pelanggan khawatir akan adanya pemadaman listrik, jika serangan rudal ditargetkan pada jaringan.
"Setiap kali kami membawa lebih banyak stok generator ke toko, mereka terjual habis dengan cepat," katanya.
Upaya tersebut dilakukan karena beberapa kota telah mengeluarkan pernyataan kepada penduduknya untuk bersiap menghadapi skenario apa pun.
Federasi Otoritas Lokal di Israel bahkan mengatakan bahwa mereka telah menyelesaikan pembelian 600 walkie-talkie untuk keadaan darurat.
"Saya menyerukan kepada seluruh warga di seluruh negeri untuk mematuhi instruksi Komando Front Dalam Negeri dan otoritas lokal mereka, dan inilah cara kami menghadapi skenario apa pun yang mungkin terjadi," kata ketua federasi Haim Bibas dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari dalam platform X mengatakan bahwa warga sipil tidak perlu membeli generator, menimbun makanan dan ataupun menarik uang dari ATM secara berlebihan.
"Instruksi Komando Front Dalam Negeri tetap tidak berubah. Seperti yang telah kami lakukan hingga saat ini, setiap perubahan akan segera kami update secara resmi dan tertib," katanya, seperti dikutip
Times of Israel pada Senin (8/4).
Namun, serangan balasan dari Iran diyakini mulai membuat masyarakat khawatir, setelah Israel pada pekan lalu menyerang Kedutaan Besar Iran di Suriah menggunakan pesawat tempur yang menyebabkan tewasnya seorang komandan militer Iran dan beberapa penasihat militer Iran lainnya, termasuk seorang komandan senior Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.
Dalam sebuah pernyataan, Korps Pengawal Revolusi Iran sendiri menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mengambil tindakan tegas sebagai respons atas serangan tersebut.
BERITA TERKAIT: