Hal itu disampaikan oleh Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal CQ Brown dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari
AFP pada Jumat (29/3).
Brown menilai upaya Israel untuk melenyapkan Hamas sampai ke akarnya akan menjadi sangat menantang, terlebih AS saat ini tidak bersedia memberikan semua senjata yang dibutuhkan.
"Alasan lainnya adalah AS tidak bersedia memberikan beberapa senjata lainnya. Tidak untuk saat ini," tegasnya.
Pernyataan Brown muncul menyusul kunjungan yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di Washington awal pekan ini.
Gallant dilaporkan menyampaikan daftar senjata yang diingikan Israel dari AS untuk melanjutkan kampanye militer melawan Hamas.
Menanggapi serangan Hamas 7 Oktober, Israel melancarkan serangan darat dan udara yang begitu dahsyat di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang merupakan militan Hamas atau warga sipil.
Hubungan AS dan Israel mengalami masa-masa sulit dalam beberapa pekan terakhir setelah Washington menyerukan Israel untuk lebih berhati-hati jika menyangkut korban sipil.
Pemerintahan Biden juga telah menyatakan keberatannya terhadap rencana invasi Israel ke Rafah, sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Mesir, tempat lebih dari 2 juta warga Palestina mencari perlindungan.
BERITA TERKAIT: