Presiden yang berkuasa sejak tahun 1994 itu mengaku ingin kembali menjadi presiden untuk menjamin keselamatan dan kemakmuran warga Belarusia.
“Beri tahu mereka bahwa saya akan mencalonkan diri pada pemilu 2025. Tidak seorang pun, tidak ada presiden yang bertanggung jawab yang akan meninggalkan rakyatnya," tegasnya, seperti dimuat
Al-Jazeera.
Jika terpilih kembali dalam pemilu mendatang, maka Lukashenko akan menjadi pemimpin Belarusia dengan masa jabatan 36 tahun.
Pemilihan umum parlemen dan daerah yang dimulai pada sejak Selasa (20/1) dan berakhir pada Minggu (25/2) adalah pemungutan suara nasional pertama sejak pemilihan presiden tahun 2020.
Pemimpin oposisi Svetlana Tsikhanouskaya, yang berada di pengasingan di negara tetangga Lituania mendesak agar warga Belarusia dan masyarakat internasional memboikot pemilu tersebut.
“Tidak ada orang dalam pemungutan suara yang akan menawarkan perubahan nyata karena rezim hanya mengizinkan boneka yang bisa mereka ambil bagian,” tegasnya.
Bukan tanpa alasan, pemilu Belarusia sebagian besar kandidatnya berasal dari empat partai pro Lukashenko, dan hanya mereka yang diizinkan mendaftar.
Mereka adalah Belaya Rus, Partai Komunis, Partai Demokrat Liberal, dan Partai Buruh dan Keadilan. Sementara belasan partai lain yang mendaftar ditolak sehingga tidak bisa mengikuti pemilu parlemen bulan ini.
BERITA TERKAIT: