Presiden Ekuador Daniel Noboa pada Rabu (10/1) mendeklarasikan perang setelah kekacauan yang terjadi sejak pemimpin geng Los Choneros, Adolfo Macias kabur dari penjara pada akhir pekan lalu.
Kaburnya Macias mendorong Noboa untuk mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari.
Kemudian pada Senin dini hari (8/1),
Reuters melaporkan, geng narkoba menyandera lebih dari 130 penjaga dan staf penjara.
Mereka juga menyerang warga sipil, bahkan mengambil alih siaran langsung televisi. Berbagai ledakan terdengar di beberapa kota.
Jalan-jalan di ibukota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya pada Rabu, dengan banyak toko dan sekolah memilih untuk tutup.
Dalam pengumumannya, Noboa menyebut 22 geng narkoba sebagai organisasi teroris, dan menjadikannya target militer resmi.
“Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Noboa.
Dia memperkirakan sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di Ekuador. Sebagai tanggapan, sejumlah personel militer dikerahkan untuk menjaga keamanan.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada November tahun lalu, Noboa berjanji untuk mengatasi masalah keamanan yang semakin mengkhawatirkan yang disebabkan oleh meningkatnya geng penyelundup narkoba yang mengangkut kokain melalui Ekuador.
BERITA TERKAIT: