Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakistan Mulai Banyak Ditinggalkan Perusahaan Telekomunikasi Asing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 27 Desember 2023, 00:43 WIB
Pakistan Mulai Banyak Ditinggalkan Perusahaan Telekomunikasi Asing
Ilustrasi/Net
rmol news logo Perusahaan telekomunikasi asing bergantian keluar dari Pakistan. Baru-baru ini perusahaan telekomunikasi asal Norwegia, Telenor, menjual 100 persen sahamnya kepada Perusahaan Telekomunikasi Pakistan Terbatas (PTCL).

Mengutip The News International pada Selasa (26/12), beberapa tahun sebelum Telenor keluar, perusahaan telekomunikasi dari Uni Emirat Arab, Warid dan Qatar Telecom, serta Oman Telecom juga meninggalkan pasar Pakistan.

Pakar telekomunikasi menjelaskan, keluarnya beberapa perusahaan asing dari Pakistan menunjukkan kondisi perekonomian dan bisnis nasional yang sedang tidak baik-baik saja.

Merujuk pada laporan Telenor Group tahun 2022, perusahaan itu mendapat penerapan pajak yang sewenang-wenang dari pejabat Pakistan.

Dewan Pendapatan Federal (FBR) membekukan rekening bank Telenor Pakistan, dengan alasan ada sengketa klaim pajak sebesar sekitar 3,5 miliar rupee Pakistan.

Tidak hanya itu, 2 tahun lalu, Departemen Pendapatan Dalam Negeri (AJK) memblokir beberapa situs jaringan Telenor karena sengketa permintaan pajak.

Di sisi lain, Pakistan juga memberlakukan kenaikan pajak penghasilan badan dari 29 persen menjadi 33 persen pada 2022. Bahkan kini mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yaitu sebesar 39 persen.

Belakangan, Telenor di Pakistan juga mendapat denda sebesar 50 juta rupee Pakistan dari Otoritas Telekomunikasi Pakistan karena gangguan layanan.

Di antara 7 pasar Telenor Group, Pakistan adalah satu-satunya cabang yang melaporkan kerugian sebesar 2,862 juta dolar AS tahun lalu, karena tingginya biaya bisnis. Terutama biaya energi yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan cicilan spektrum dalam mata uang dolar.

Selama bertahun-tahun, Telenor Pakistan, bersama dengan perusahaan telekomunikasi lainnya, telah secara aktif mengadvokasi intervensi kebijakan di berbagai platform untuk meningkatkan kesehatan industri dan menjaga kelangsungan operasional.

Sayangnya, pemerintah dan pembuat kebijakan Pakistan tidak mengindahkan peringatan industri mengenai darurat digital yang akan datang. Hingga akhirnya ditinggalkan oleh salah satu grup telekomunikasi yang paling terorganisir secara global. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA