Lewat pernyataan yang dirilis pada Jumat (8/12), ASEAN menyebut tindakan tersebut sebagai "serangan teroris keji".
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga yang ditinggalkan," begitu pernyataan ASEAN, seperti dikutip
Reuters.
Serangan bom terjadi di gimnasium Universitas Negeri Mindanao pada Minggu (3/12), selama Misa Katolik. Peristiwa ini membunuh sedikitnya empat orang dan melukai 50 lainnya.
Melalui unggahan di Telegram, ISIS mengatakan anggotanya telah meledakkan bom tersebut.
Serangan di Universitas Negeri Mindanao ini terjadi setelah serangkaian operasi militer terhadap kelompok lokal pro-ISIS. Operasi ini membunuh seorang pemimpin kelompok Daulah Islamiyah-Maute. Sehingga banyak pihak meyakini serangan pada Minggu merupakan balas dendam.
Polisi telah mengidentifikasi dua anggota Daulah-Islamiyah Maute sebagai tersangka.
Kemudian pada Rabu (6/12), militer Filipina menangkap seorang pria yang diduga memasang bom di gimnasium yang telah diidentifikasi oleh para saksi.
BERITA TERKAIT: