Menurut laporan Kejaksaan Tinggi Taiwan pada Senin (27/11), tiga dari terdakwa dituduh merekrut prajurit aktif untuk mengumpulkan informasi militer guna mengembangkan jaringan China di sana.
Empat Tentara yang direkrut juga didakwa menyerahkan beberapa item rahasia militer ke Beijing dengan imbalan uang.
Kemudian, dua orang tersangka lain merupakan perwira aktif yang diduga merekam video perang, dan bersumpah setia pada China.
“Tentara aktif yang berjanji setia kepada Partai Komunis China adalah tindakan yang sangat kejam,” kata jaksa, seperti dimuat
AFP.
Terdakwa terakhir dituduh mencuri rahasia militer dari brankas di tempat kerjanya.
"Mereka mengkhianati negara dan rakyatnya hanya karena kepentingan pribadi. Sehingga membahayakan keamanan secara serius. Kami meminta pengadilan untuk menjatuhkan hukuman yang lebih berat sebagai peringatan," tegas Kejaksaan Taiwan.
Dakwaan yang dikeluarkan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian kasus spionase yang terjadi baru-baru ini di pulau tersebut.
Bulan lalu, seorang pensiunan kolonel angkatan udara dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena menjadi mata-mata Beijing dan menyerahkan informasi rahasia keamanan nasional.
Pada bulan Agustus, pasangan ayah-anak didakwa merekrut dua tentara yang diduga membantu mereka mengumpulkan informasi bagi China tentang latihan militer "Han Kuang" terbesar di pulau itu.
BERITA TERKAIT: