Hal itu diketahui dari hasil survei yang dikeluarkan oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) dan Litbang Kompas berjudul "Kedikenalan dan Kebermanfaatan ASEAN ke-2".
Kepala Pusat SK Isu Khusus dan Analisis Data, Edi Suharto memaparkan bahwa dari 510 responden yang mengikuti survei, hanya 20,2 persen yang mengikuti perkembangan isu-isu penting di kawasan ASEAN.
Dikatakan Edi, pandangan responden terhadap isu-isu prioritas ASEAN berbeda setiap generasi. Gen Z yang mewakili 29,2 persen dari total responden, memberikan dukungan yang cukup besar terhadap dua isu prioritas ASEAN.
"Hasil survei mengatakan 84,2 persen responden Gen Z menudukung isu perlindungan pekerja migran. Kemudian, 68,8 persen dari Gen Z mendorong penyelesaian krisis Myanmar," ungkapnya dalam seminar capaian dan refleksi Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (21/11).
Sementara itu, dikatakan Edi, Gen Y (25-39 tahun) dan Baby Boomer (lebih dari 55 tahun) lebih banyak menaruh perhatian pada isu perdagangan manusia di ASEAN.
"Gen Y menaruh perhatian 68,9 persen pada perang terhadap perdagangan manusia. Sementara Baby Boomer di kategori yang sama mencapai 68 persen," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: