Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dalam laporan yang dirilis pada Sabtu (14/10) mencatat, jurnalis di Gaza menghadapi risiko paling tinggi ketika mencoba meliput konflik yang terjadi.
"CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai," kata Koordinator Program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara, Sherif Mansour.
Dari 12 jurnalis yang meninggal, sebanyak 10 jurnalis berasal dari Palestina dan satu dari Israel. Satu jurnalis
Reuters berbasis di Beirut tewas selama pertempuran yang meluas ke Lebanon selatan.
Sebagai tindak lanjut,
Reuters mendesak Israel untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kematian jurnalisnya. Militer Israel mengatakan sedang meninjau insiden tersebut.
“Wartawan melakukan pengorbanan besar di seluruh wilayah untuk meliput konflik penting ini. Langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka harus diambil oleh semua pihak untuk menghentikan jumlah korban jiwa yang mematikan dan besar ini," lanjut Mansour.
Secara total, pertempuran antara Israel dan Hamas telah merenggut lebih dari 3.200 nyawa di kedua belah pihak dan ribuan orang terluka.
BERITA TERKAIT: