Spekulasi mengenai kedekatan Timor Leste dan China muncul setelah kedua negara menandatangani Kerangka Kerja Strategis Komprehensif selama pertemuan Perdana Menteri Xanana Gusmao dan Presiden Xi Jinping pada pekan lalu.
Kerja sama tersebut mencakup pembangunan bidang pertanian dan infrastruktur, tetapi tidak terkait pertahanan ataupun militer.
Upaya peningkatan hubungan diplomatik Timor Leste dan China ini membuat Australia khawatir lantaran Beijing telah melakukan pendekatan dengan negara-negara tetangga Canberra.
"Dalam hal kerja sama militer tidak pernah dibahas, tidak pernah dibahas. Pihak China juga tidak pernah mengangkat masalah ini," ujar Ramos-Horta, seperti dimuat
Reuters, Jumat (29/9).
Ramos-Horta menuturkan, perjanjian yang baru ditandatangani Timor Leste dan China semata-mata memberikan ruang pendanaan, termasuk pinjaman. Meski begitu, sejauh ini Timor Leste tidak memiliki pinjaman dari China.
"Di masa depan kami mungkin akan meminta pinjaman dari China. Kami tidak akan menerima pinjaman apa pun yang tidak dapat dikelola dan tidak berkelanjutan dengan pembayaran bunga yang terlalu tinggi," jelasnya.
Lebih lanjut, Ramos-Horta menegaskan, pihaknya tidak akan memasukkan unsur asing yang dianggap negara-negara ASEAN membahayakan kebijakan netralitas atau perdamaian kawasan. Terlebih Timor Leste sendiri berjuang untuk menjadi anggota ASEAN pada tahun 2025.
“Indonesia dan Australia, kita bisa memasukkan Singapura dan Malaysia, mereka adalah negara-negara yang paling dekat dengan kita, selalu bisa tidur dengan tenang. Timor Leste tidak akan menjadi gangguan, kekhawatiran dalam hal keamanan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: