Kesepakatan tersebut ditandatangani Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dengan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius setelah berbulan-bulan melakukan pembicaraan mengenai penjualan pencegat rudal.
Sementara Pistorius mengatakan kesepakatan itu bersejarah, Gallant, yang orang tuanya adalah penyintas Holocaust, mengatakan itu adalah peristiwa yang mengharukan bagi setiap orang Yahudi.
“Hanya 80 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua, namun Israel dan Jerman hari ini bergandengan tangan dalam membangun masa depan yang lebih aman,” katanya, seperti dimuat
The National.
Pistorius dalam pernyataannya mengatakan bahwa perang di Ukraina, di mana Rusia menghantam infrastruktur sipil dengan serangan rudal, menunjukkan pentingnya pertahanan udara.
"Sistem rudal baru ini akan membuat pertahanan udara Jerman siap untuk masa depan," kata Pistorius.
Gallant mengatakan, kesepakatan tersebut - yang diperkirakan bernilai 3,5 miliar dolar AS-, juga akan berkontribusi terhadap perekonomian Israel.
Sistem Arrow, yang dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries dan pembuat pesawat AS Boeing, dirancang untuk mendeteksi, mencegat, dan menghancurkan rudal balistik yang masuk. Produsen menyebutnya sebagai pencegat rudal terbaik di dunia.
Israel memang dikenal dengan kemampuan pertahanan udaranya yang sangat canggih, dan Arrow 3 dilaporkan telah digunakan untuk melawan tembakan dari Iran dan Suriah. AS harus menyetujui penjualan tersebut karena keterlibatan Boeing.
Anggota baru NATO, Finlandia, mengumumkan akan membeli sistem Israel lainnya, David's Sling, dengan kesepakatan 316 juta euro (setata 332,6 juta) tahun ini.
Meskipun penjualan senjata Israel meningkat akibat perang di Ukraina, Israel menahan diri untuk tidak mengirim senjata ke kedua pihak yang berkonflik.
BERITA TERKAIT: