Keputusan yang diumumkan Kedutaan besar AS di San Salvador, pada Kamis (7/9) itu menyatakan bahwa pihaknya saat ini menilai bahwa kondisi keamanan telah membaik, setelah maraknya kekerasan geng mematikan di negara itu.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Reuters, Jumat (8/9), kesepakatan ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri El Salvador Alexandra Hill Tinoco dan Direktur Peace Corps Carol Spahn.
Peace Corps sendiri merupakan sebuah program sukarelawan luar negeri AS yang populer sejak 1960-an. Namun, program operasi itu dihentikan di Salvador pada 2016 karena meningkatnya pelanggaran hukum di negara tersebut.
"Saat ini, penugasan Peace Corps ke depannya akan fokus pada proyek-proyek yang mendukung pembangunan ekonomi masyarakat, pendidikan dan generasi muda," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kedutaan Besar AS.
Seperti diketahui, sejak awal 2022 lalu, Presiden El Salvador, Nayib Bukele telah meluncurkan kampanye anti-gang dengan kekuatan darurat yang mengerahkan ratusan ribu pasukan keamanannya untuk menahan lebih dari 70.000 tersangka anggota geng, yang menyebabkan penurunan tajam dalam kejahatan.
Menurut pihak berwenang negara itu, mereka telah mencatat tingkat pembunuhan yang menurun hampir 60 persen tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya, dan sebagian besar penduduk setempat mendukung kebijakan Bukele, dengan mengatakan mereka merasa jauh lebih aman.
BERITA TERKAIT: