Perburuan dimulai sejak terjadi aksi vandalisme berupa grafiti terhadap kereta Administrasi Kereta Api Taiwan (TRA) dan kereta Mass Rapid Transit (MRT) lokal di Taipei, Taichung, dan Kaohsiung, akhir Agustus lalu.
Tersangka yang ditangkap Rabu di Bandara Internasional Taoyuan adalah seorang bermarga Chiang yang baru kembali dari luar negeri. Dia ditahan oleh polisi tetapi kemudian dibebaskan dengan jaminan sebesar 10.000 dolar Taiwan (4,8 juta rupiah) dan dilarang bepergian ke luar negeri .
Dalam penyelidikannya, polisi mengamati 200 rekaman kamera pengintai. Mereka menemukan tersangka telah berganti pakaian sebanyak empat kali dan menggunakan lebih dari satu taksi untuk mencapai dan meninggalkan lokasi kejadian di Shulin, New Taipei City.
Sasaran pria berusia 22 tahun yang memiliki catatan pernah melakukan vandalisme ini adalah kereta EMU 3000 baru yang dioperasikan oleh TRA. Insiden tersebut terjadi sekitar jam 4 pagi pada tanggal 13 Agustus dan merupakan serangan grafiti pertama di kereta TRA.
Setelah polisi mengetahui bahwa tersangka telah kabur ke luar negeri, mereka mencari informasi tentang kepulangannya ke Taiwan. Petugas sedang menunggu Chiang di bandara pada Rabu pagi untuk menahannya.
Ketika ditangkap tersangka membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa insiden grafiti tersebut adalah ulah sebuah situs web yang bekerja sama dengan warga negara asing, meskipun ia mengakui bahwa ia telah memperhatikan kerja mereka.
BERITA TERKAIT: