Itu mengapa topik ini kembali dibahas dalam pertemuan ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) yang digelar di Gedung Nusantara, Sekretariat ASEAN pada Senin (4/9).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pembukaan AMM menyoroti upaya Keketuan Indonesia di ASEAN dalam menyelesaikan masalah di Myanmar.
Presidensi Indonesia, dijelakan Retno, telah mengusung konsep persatuan dalam setiap upaya ASEAN mencari solusi damai bagi Myanmar.
"Keketuaan kami telah bekerja keras untuk mendorong solusi ASEAN yang bersatu," tegasnya.
Menurut Menlu, kemajuan ASEAN di masa depan sangat bergantung pada kondisi dan situasi anggota mereka.
Oleh sebab itu, ASEAN perlu memastikan bahwa konflik Myanmar dapat diselesaikan secara damai dan berkelanjutan.
"ASEAN hanya bisa maju dengan kekuatan penuh jika kita bisa memastikan solusi damai dan langgeng di Myanmar," kata Menlu.
Menlu mengatakan pihaknya akan melakukan tinjauan komprehensif terhadap penerapan 5 poin konsensus dan menyiapkan rekomendasi untuk pertimbangan para pemimpin ASEAN di KTT ke-43 yang dimulai keesokan harinya pada Selasa (5/9).
Pertemuan AMM dihadiri oleh Menlu dari 11 negara ASEAN, termasuk Timor Leste. Di antaranya, Menlu Dato Erywan Pehin Yusof dari Brunei Darussalam, Sok Chenda Sophea dari Kamboja, Saleumxay Kommasith dari Laos, Dato Seri Diraja Dr. Zambry Abd. Kadir dari Malaysia.
Kemudian ada Menlu Enrique Manalo dari Filipina, Vivian Balakrishnan dari Singapura, Wakil Menlu Vietnam Do Hung Vie dan Menlu Bendito dos Santos Freitas dari Timor Leste.
Di antara mereka, hadir pula Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Konflik militer Myanmar yang tidak kunjung mereda masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ASEAN. 
(1).jpg)
BERITA TERKAIT: