Kabar itu diungkap oleh jurubicara junta melalui siaran televisi Gabon. Dia mengatakan pihaknya telah setuju membuka kembali seluruh perbatasan.
"Kami memutuskan membuka kembali perbatasan darat, laut dan udara mulai Sabtu ini (2/8)," kata jubir, seperti dimuat AFP.
Perbatasan Gabon dilaporkan sempat tertutup selama tiga hari sejak militer mengumumkan kudeta mereka pada Rabu (30/8).
Kudeta itu dipimpin oleh Kepala Pasukan Elit Garda Republik Gabon, Jenderal Brice Oligui Nguema. Dia bersama pasukannya menggulingkan Presiden Ali Bongo Ondimba, keturunan dari sebuah keluarga yang telah memerintah selama 55 tahun.
Penggulingan Bongo terjadi hanya beberapa saat setelah Bongo dinyatakan menang dalam pemilihan Presiden akhir pekan lalu.
Junta mengklaim telah membubarkan lembaga-lembaga negara dan membatalkan hasil pemilu serta menutup perbatasan.
Jenderal Oligui rencananya juga akan dilantik sebagai presiden transisi pada Senin (4/9) mendatang.
Dalam tiga tahun terakhir, lima negara Afrika yakni Mali, Guinea, Sudan, Burkina Faso, Niger serta Gabon mengalami kudeta.
Junta di negara-negara tersebut menolak untuk mengembalikan pemerintahan ke tangan sipil dalam waktu dekat. Mereka diduga melakukan serangkaian sabotase untuk memperpanjang kekuasaan.
BERITA TERKAIT: