Berbicara kepada
BBC, mantan kepala penasihat medis presiden mengatakan bahwa publik tidak perlu terlalu khawatir dan menekankan bahwa sebagian besar penduduk saat ini memiliki kekebalan yang cukup terhadap penyakit ini.
Fauci berpendapat bahwa lonjakan besar rawat inap akibat infeksi Covid-19 yang terjadi beberapa kali selama pandemi, seiring munculnya varian baru di populasi tidak mungkin terjadi lagi.
Meskipun mengatakan bahwa mereka yang memiliki kekebalan
sangat mungkin tertular virus baru yang sedang beredar, ia meyakini 96 persen atau lebih dari populasi memiliki tingkat kekebalan tertentu, baik melalui infeksi sebelumnya atau melalui vaksin, atau keduanya dengan atau tanpa booster.
“Jadi jika kita mengalami lonjakan infeksi saat ini, kita pasti akan melihat adanya infeksi, kita akan melihat orang-orang yang kemungkinan akan mengalami sakit ringan hingga sedang, kita akan melihat beberapa orang, sebagian besar adalah kelompok rentan yang mungkin memerlukan rawat inap, dan bahkan beberapa kematian," kata Fauci, seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (2/9).
"Tetapi saya sangat ragu, apakah Anda akan melihat rumah sakit dan lonjakan kematian seperti yang kita lihat di masa lalu, bahkan jika kita mengalami lonjakan infeksi," ujarnya.
Pernyataannya muncul ketika beberapa institusi swasta, operator rumah sakit, dan perguruan tinggi di AS telah memberlakukan kembali persyaratan bagi staf atau pengunjung untuk memakai masker saat berada di lokasi mereka untuk membatasi penyebaran varian baru, EG.5 dan BA.2.86 yang memicu spekulasi bahwa pembatasan baru terkait Covid mungkin akan segera terjadi.
Seorang juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan kepada Newsweek, bahwa pihaknya saat ini tidak memiliki niat untuk menyerukan kembalinya mandat penggunaan masker, tetapi tidak menyangkal bahwa hal ini mungkin berubah jika kasus varian baru meningkat secara signifikan.
“CDC tidak mengeluarkan mandat, kami membuat rekomendasi, dan rekomendasi tersebut didasarkan pada keadaan saat ini,” kata juru bicara tersebut.
“Kami akan terus memantau dan menyesuaikan rekomendasi kami," ujarnya.
Dalam sepekan hingga tanggal 19 Agustus, terdapat lebih dari 15.000 pasien rawat inap akibat infeksi Covid-19 di seluruh AS, meningkat hampir 19 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Penerimaan pasien terus meningkat sejak bulan Juli, namun masih jauh di bawah puncak tertinggi pandemi dan tampaknya hanya terpusat di titik-titik rawan saja.
Jumlah rawat inap tertinggi akibat Covid-19 dalam satu minggu sejak virus pertama kali muncul adalah lebih dari 150.000 pada Januari 2022, dan total mingguan tertinggi tahun ini adalah lebih dari 44.000 pada minggu pertama bulan Januari.
BERITA TERKAIT: