Hal itu ia ungkap selama pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa di kota Toledo, Spanyol, para Rabu (30/8).
Borrel menjelaskan bahwa Uni Eropa telah mempermudah anggotanya melakukan pemesanan, mereka menandatangani kontrak kerangka kerja yang memungkinkan pembelian bersama untuk peluru kaliber 155 milimeter.
"Sekarang (terserah) kepada negara-negara anggota untuk mengeluarkan perintah konkrit dalam kerangka perjanjian ini dengan industri,” kata Borrell, seperti dimuat
The Star. Maret lalu, negara-negara Uni Eropa telah menandatangani perjanjian bantuan militer senilai 2 miliar euro atau Rp 33 triliun untuk menyediakan 1 juta peluru artileri atau rudal ke Ukraina dalam waktu 12 bulan.
Hingga kini, pembelian senjata Uni Eropa untuk Ukraina telah menghasilkan sekitar 224.000 amunisi dan 2.300 rudal senilai 1,1 miliar euro atau Rp 18 triliun.
Artinya, Uni Eropa bahkan belum mencapai seperempat dari targetnya, lebih dari lima bulan setelah inisiatif ini diluncurkan.
BERITA TERKAIT: