Demikian yang disampaikan oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (29/8), seperti dimuat
Al Arabiya.
“Musuh mencoba mengikuti dua strategi. Yang pertama adalah mengisolasi Iran dari dunia dan yang lainnya adalah mematahkan semangat bangsa Iran,” kata Raisi.
“Mereka gagal dengan kedua strategi tersebut. Mereka tidak berhasil mengisolasi Iran,” tambahnya.
Raisi mengacu pada sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran sejak Amerika Serikat (AS) membatalkan perjanjian nuklir tersebut pada tahun 2018, serta protes yang meletus pada bulan September 2022 atas kematian Mahsa Amini.
Raisi mengatakan Iran terus mengupayakan “pencabutan sanksi” melalui negosiasi untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015. Namun ia menambahkan bahwa Iran tidak mengaitkan perekonomian negara dengan keinginan negara-negara Barat.
Ketegangan antara Teheran dan Washington mereda bulan ini dengan diumumkannya perjanjian bagi Iran untuk membebaskan lima tahanan Amerika dengan imbalan pengembalian dana Iran sebesar 6 miliar dolar AS yang dibekukan di Korea Selatan.
BERITA TERKAIT: