Dalam surat resmi yang dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (29/8), Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyatakan keprihatinan atas potensi eskalasi kekerasan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Gallant menyebut pelanggaran mencolok telah dilakukan oleh kelompok Hizbullah, dengan menciptakan ketegangan baru melalui tindakan provokatif, termasuk mendirikan tenda di wilayah yang dianggap sebagai teritori Israel.
"Kami mendesak PBB untuk segera mengambil tindakan dengan memperkuat mandat Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) untuk meredakan situasi tersebut," tegasnya, seperti dimuat
Anadolu Agency.
Lebih lanjut, Gallant menegaskan, Israel akan menjaga keamanan warganya dan akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dalam upaya mempertahankan diri.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang Lebanon atau Hizbullah terkait permintaan campur tangan yang diajukan oleh Israel.
Sejak beberapa bulan terakhir, perbatasan antara Israel dan Lebanon telah mengalami ketegangan, dengan kedua pihak itu saling tuduh satu sama lain mengenai pelanggaran dan penyeberangan perbatasan.
Pada Juni lalu, Hizbullah mendirikan tenda di daerah Peternakan Shebaa dan perbukitan Kfar Shouba dekat perbatasan, yang menyebabkan kontroversi. Namun, Lebanon berpendapat bahwa Peternakan Shebaa, yang saat ini ditempati oleh Israel sejak tahun 1967, merupakan wilayah miliknya, yang telah direbut oleh Tel Aviv.
BERITA TERKAIT: