Pengumuman itu dipublikasikan pemerintah daerah wilayah Changshan melalui platform media sosial China, WeChat, seperti dimuat
Reuters pada Selasa (29/8).
Disebutkan bahwa pemberian hadiah merupakan upaya pemerintah untuk mempromosikan pernikahan sesuai usia dan mendorong peningkatan angka kelahiran.
"Insentif diberikan kepada kaum muda agar mereka tidak lagi khawatir untuk menikah dan memiliki anak di tengah kekhawatiran akan dampak virus Covid-19," ungkap pengumuman tersebut.
Prihatin dengan penurunan populasi dan penuaan penduduk yang cepat, otoritas China melakukan serangkaian langkah untuk meningkatkan angka kelahiran termasuk insentif keuangan dan peningkatan fasilitas penitipan anak.
Batasan resmi untuk usia pengantin di China adalah minimal 22 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan.
Namun sejak pandemi melanda China, jumlah pernikahan cenderung menurun dan mengakibatkan angka kelahiran ikut anjlok.
Menurut data pemerintah yang dirilis Juni lalu mengatakan rekor terendah tingkat pernikahan terjadi pada 2022 dengan 6,8 juta orang. Kemudian jumlah pernikahan tahun lalu turun 800.000 dibanding tahun 2021.
Tingkat kesuburan di China juga menjadi salah satu yang terendah di dunia, dengan tahun lalu mencapai rekor terendah dengan 1,09.
Biaya penitipan anak yang tinggi dan keharusan berhenti berkarir setelah mempunyai anak membuat banyak perempuan China enggan mempunyai anak lagi atau bahkan tidak ingin punya anak sama sekali.
Diskriminasi gender dan stereotip tradisional mengenai perempuan yang mengasuh anak masih tersebar luas di negara Asia Timur itu.
BERITA TERKAIT: