Jurubicara angkatan bersenjata Medel Aguilar mengatakan pengiriman pasukan tersebut merupakan implementasi dari tekad Filipina dalam menjaga yurisdiksinya.
"Manila meminta semua pihak terkait untuk menghormati kedaulatan dan yurisdiksinya atas zona maritimnya," tegasnya, seperti dimuat
Reuters pada Minggu (20/8).
Upaya Manila untuk mengirimkan segelintir pasukan keamanan bulan ini ke Second Thomas Shoal, mendapat halangan dari penjaga pantai China yang menyerang mereka dengan meriam air.
Saat itu, pihak China memperingati Filipina untuk tidak mengirimkan apapun ke tempat kapal perang tersebut, termasuk bahan konstruksi yang diduga akan digunakan untuk membuat basis kekuatan di sana.
Sejak 1999, Filipina dilaporkan sengaja mengandangkan kapal perang tersebut sebagai bagian dari upayanya mengklaim kedaulatan atas Second Thomas Shoal yang letaknya masih berada di dalam zona ekonomi ekslusif Manila.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, sebuah pernyataan yang ditolak secara internasional, dengan Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan, dan Filipina memiliki berbagai klaim atas wilayah tertentu.
Pada tahun 2016, putusan arbitrase internasional membatalkan klaim China atas hampir seluruh Laut China Selatan.
China yang tidak mengakui putusan itu, telah membangun pulau buatan manusia dengan lapangan terbang dan rudal darat-ke-udara di Laut China Selatan.
BERITA TERKAIT: