Goita kemudian mengungkap isi percakapannya dengan Putin melalui platform media X yang sebelumnya bernama Twitter pada Selasa (15/8).
Dia mengatakan, bahwa Putin memposisikan Rusia sebagai pihak yang mendorong upaya diplomasi untuk mencapai perdamaian di Niger.
"Putin menekankan pentingnya penyelesaian situasi secara damai untuk Sahel yang lebih stabil," cuit junta Mali, seperti dimuat
The Star. Negara-negara Barat khawatir bahwa Niger yang telah jatuh dalam kekuasaan junta akan melakukan hal yang sama seperti negara tetangga Mali, yang pemimpinnya menyewa tentara bayaran dari kelompok Wagner Rusia.
Di Mali, Wagner telah dikontrak untuk melawan pemberontakan jihadis, setelah junta menggulingkan pemerintahan demokratis tiga tahun lalu dan mengusir pasukan Prancis.
Meski Putin menyerukan perdamaian di Niger, tetapi Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin justru menyambut baik kudeta tersebut.
Sementara itu, dukungan untuk Rusia tampaknya melonjak di Niger sejak kudeta 26 Juli. Itu bisa dilihat dari banyaknya pendukung junta mengibarkan bendera Rusia di beberapa aksi unjuk rasa.
BERITA TERKAIT: