Tindakan tersebut diambil setelah perusahaan itu terlibat dalam kontroversi karena menerbitkan gambar online yang menunjukkan beberapa karyawan wanita tidak mengenakan jilbab sesuai peraturan berpakaian Islami.
Menurut situs harian Hamshahri Iran, salah satu kantor Digikala telah disegel oleh otoritas Iran.
Namun, situs web perusahaan yang memiliki lebih dari 40 juta pengguna aktif dan menampung lebih dari 300.000 pedagang itu disebut masih beroperasi seperti biasa.
Sementara sebuah kasus pengadilan juga telah diajukan terkait dengan gambar tersebut, meskipun detail lebih lanjut belum diungkapkan oleh pihak berwenang.
Mengutip
Ynet News, Senin (24/7), langkah terbaru itu diperkirakan sebagai bagian dari kampanye baru yang diluncurkan oleh pihak berwenang untuk memberlakukan kembali aturan berpakaian Islami, setelah hampir satu tahun polisi moralitas di negara itu meredup akibat protes yang luas.
Pekan lalu, polisi moralitas kembali aktif di jalan-jalan saat para pejabat mengumumkan kampanye itu untuk memaksa perempuan agar mengenakan jilbab kembali.
"Peraturan berpakaian tidak pernah berubah. Jilbab merupakan pilar utama Republik Islam," tegas para pejabat.
BERITA TERKAIT: