Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin baru-baru ini melakukan pertemuan dengan rekannya di Iran Brigadir Jenderal Hojatullah Qureishi.
Mengutip laporan
Mehr News pada Minggu (23/7), keduanya membahas berbagai kerja sama di bidang teknologi dan militer. Tetapi tidak merinci secara spesifik apakah pembelian Su-35 masuk dalam pembahasan.
Sementara itu, kantor berita
Tasnim merilis pernyataan Juru Bicara Kementerian Pernyataan Iran, yang tampaknya ragu tentang kesepakatan Su-35 dalam pertemuan para Wakil Menhan tersebut.
Media oposisi, Iran International melaporkan bahwa Menteri Pertahanan telah gagal mendapat persetujuan dari Rusia untuk membeli Sukhoi.
Padahal Iran sangat membutuhkan modernisasi, karena negara itu saat ini masih menerbangkan pesawat yang berasal dari tahun 1970-an.
Media Shephard mengatakan hal lain, disebutkan bahwa harusnya kesepakatan Su-35 telah selesai sejak Maret lalu dan pesawat itu bisa tiba dalam waktu dekat.
Tetapi seiring berjalannya waktu masih tidak jelas apakah kesepakatan benar adanya dan telah berjalan atau tidak.
Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Iran, Mohammad-Reza Gharaei Ashtiani mengaku negaranya memiliki kemampuan untuk memproduksi pesawat tempur sendiri.
Sehingga ada kemungkinan perubahan rencana, di mana Iran tidak lagi berminat untuk memiliki Su-35.
Ashtiani hanya menekankan bahwa Iran akan terus mengikuti kepentingan nasionalnya dan mengejar hubungan baik dengan teman-temannya, termasuk Rusia.
Tidak jelas mengapa dia tidak merinci apa hasilnya sejauh ini, tetapi pesawat tempur tampaknya menjadi masalah utama bagi Iran.
Jika Teheran tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, maka negara itu mau tidak mau bergantung pada upaya mereka sendiri.
BERITA TERKAIT: