Sebagai salah satu negara mayoritas Muslim, Pakistan menyampaikan keprihatinan atas aksi Islamofobia yang ditunjukkan oleh oknum sayap kanan di Swedia.
Sekretaris Luar Negeri Pakistan, Asad Majeed Khan mengungkapkan kesedihan yang sama saat diwawancarai
Kantor Berita Politik RMOL di Kedutaan Besar Pakistan di kawasan Kuningan, Jakarta pada Kamis (13/7).
Sebagai umat Muslim, Khan mengaku sangat kecewa dengan pembakaran kitab suci Al Quran tersebut.
"Kita semua sangat terluka dan sangat prihatin dengan kejadian ini dan meningkatnya aksi serupa," ungkapnya.
Dia menceritakan bagaimana Perdana Menteri Pakistan, Shebaz Sharif merespons sigap kejadian tersebut dengan menggelar unjuk rasa nasional bertema “Hari Kesucian Al Quran” pada Jumat (7/7).
"Kami memperingati Jumat lalu sebagai hari untuk menghormati Al Quran," ujarnya.
Selain itu, kata Khan, Pakistan juga aktif menyuarakan keadilan Al Quran lewat Organisasi Kejasama Islam (OKI) dan Dewan HAM, bersama dengan Indonesia, Turki, dan Arab Saudi.
"Atas desakan dari Pakistan, untuk pertama kalinya Dewan HAM benar-benar mengeluarkan resolusi menentang pembakaran Al Quran," tuturnya.
Khan menegaskan bahwa sudah saatnya negara-negara Muslim bersatu dan mengecam keras pihak-pihak yang sengaja melakukan penistaan agama, namun bersembunyi dibalik kebebasan berekspresi dan berpendapat.
"Kita harus menutup seluruh celah yang digunakan elemen nakal untuk merusak kerukunan agama," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: