Hal itu tertuang dalam pernyataan bersama dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Gavi, Aliansi Vaksin (GAVI), dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Jumat (7/7).
Mereka mengatakan penyebaran 18 juta dosis vaksin malaria, juga disebut RTS, S/AS01, untuk Periode 2023-2025, bertujuan melindungi anak dari penyakit berat dan kematian.
Kenya, Ghana, dan Malawi sejak 2019 telah memberikan vaksin malaria kepada lebih dari 1,7 juta anak melalui Program Implementasi Vaksin Malaria (MVIP) yang dikoordinasikan oleh WHO, GAVI, Dana Global untuk Memerangi Aids, Tuberkulosis dan Malaria, dan Unitaid, organisasi global lobi kesehatan.
Vaksin malaria sejauh ini terbukti aman dan efektif, yang mengarah pada pengurangan substansial malaria berat dan kematian di kalangan anak di bawah lima tahun.
Sembilan negara lagi, termasuk Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Liberia, Niger, Sierra Leone, dan Uganda, akan menerima vaksin malaria dan memperkenalkannya dalam program imunisasi rutin mereka untuk pertama kalinya.
“Vaksin ini berpotensi sangat berdampak dalam perang melawan malaria, dan ketika digunakan secara luas bersamaan dengan intervensi lain, vaksin ini dapat mencegah puluhan ribu kematian di masa depan setiap tahunnya,” kata Thabani Maphosa, direktur pelaksana pengiriman program negara Gavi, seperti dikutip dari
AFP.Maphosa menambahkan bahwa lembaga multilateral telah bermitra dengan produsen untuk membantu meningkatkan pasokan dosis vaksin malaria di negara-negara Afrika endemik tinggi.
Laporan WHO menyebutkan malaria membunuh hampir setengah juta anak di bawah lima tahun setiap tahunnya di kawasan sub-Sahara Afrika, yang menyumbang sekitar 95 persen kasus malaria global dan 96 persen kematian pada 2021.
Direktur Asosiasi Imunisasi dari UNICEF, Ephrem T. Lemango, mencatat bahwa hampir setiap menit, seorang anak di bawah lima tahun meninggal karena malaria di benua tersebut, menambahkan bahwa peluncuran vaksin akan mengurangi kasus yang parah dan kematian.
Sebanyak 28 negara Afrika telah menyatakan minatnya untuk memberikan vaksin malaria, dan mitra multilateral telah mengembangkan kerangka kerja untuk menangani kesetaraan di tengah pasokan yang terbatas.
Kate O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, mengatakan peningkatan imunisasi malaria akan meningkatkan kelangsungan hidup anak di Afrika.
BERITA TERKAIT: