Dalam pernyataan nasional yang disampaikan Selasa (4/7), Biden mengatakan ia dan istrinya, Jill, berduka untuk mereka yang menjadi korban.
"Selama beberapa hari terakhir, bangsa kita sekali lagi mengalami gelombang penembakan yang tragis dan tidak masuk akal di komunitas di seluruh Amerika - dari Philadelphia hingga Fort Worth, Baltimore hingga Lansing, Wichita hingga Chicago," kata Biden, seperti dikutip dari
AFP, Rabu (5/7).
Biden juga mengenang peristiwa penembakan massal 4 Juli tahun lalu di mana seorang penembak melepaskan tembakan dengan senjata serbu di sebuah parade di Highland Park, Illinois.
"Hanya (karena peristiwa memilukan) beberapa saat, hari kebanggaan patriotik ini menjadi tempat yang menyakitkan dan tragedi," kata Biden.
"Adalah wewenang kami untuk sekali lagi melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, mewajibkan penyimpanan senjata yang aman, mengakhiri kekebalan produsen senjata dari tanggung jawab, dan memberlakukan pemeriksaan latar belakang," katanya, menyerukan pengendalian senjata.
Pernyataan Biden datang sehari setelah dua penembakan massal terjadi secara terpisah di dua kota pada Senin (3/7), menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas dan 10 luka-luka.
Seorang tersangka dengan rompi antipeluru dan pemindai polisi dilaporkan menembaki orang asing di Philadelphia, Pennsylvania, menewaskan lima orang dan melukai dua lainnya menurut polisi. Tersangka, 40 tahun, dilaporkan menyerahkan diri ke polisi.
Penembakan massal kedua di tempat parkir Fort Worth, Texas menyebabkan sedikitnya tiga orang tewas dan delapan lainnya luka-luka, kata polisi. Penyebab penembakan masih dalam penyelidikan.
BERITA TERKAIT: