Hal itu dikonfirmasi oleh Duta Besar RI untuk Prancis, Mohamad Oemar dalam sebuah wawancara yang diunggah di Instagram KBRI Paris,
@indonesiainparis, pada Senin (3/7).
"Alhamdulillah sejauh ini, melalui monitor komunikasi dengan warga kita, tidak ada warga negara indonesia di Paris, para diaspora di Prancis yang menjadi korban dari kerusuhan yang terjadi," ujarnya.
Dubes Oemar juga mengimbau kepada WNI di Prancis untuk terus berhati-hati dan waspada.
"Saya minta juga hati-hati dan segera menghubungi hotline KBRI jika ada yang terdampak," imbuhnya.
Pada Sabtu (1/7), KBRI Paris juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI di Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap situasi yang berkembang.
"WNI di Prancis agar tetap waspada dan terus pantau informasi melalui saluran resmi Pemerintah Prancis, serta menghindari lokasi protes," imbau KBRI di Paris.
KBRI juga menyertakan nomor telepon darurat +33 6 21 12 21 09 yang dapat diakses oleh WNI.
Kerusuhan ini dipicu oleh pembunuhan Nahel Merzouk, remaja 17 tahun keturunan Aljazair-Maroko di Nanterre, pinggiran Paris, pada Selasa (27/6). Nahel ditembak mati oleh polisi setelah diduga melanggar aturan lalu lintas. Namun penembakan tersebut dinilai sarat rasisme.
Alhasil kejadian ini menimbulkan aksi protes yang berujung kericuhan di berbagai kota. Para pengunjuk rasa dilaporkan kerap menjarah dan membakar toko sejak aksi dimulai.
BERITA TERKAIT: