Hal itu diungkap oleh Kepala Program Pangan Dunia (WFP), Cindy McCain, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (22/6).
McCain menjelaskan bahwa darurat kelaparan yang mengerikan di Somalia meningkat dengan sepertiga populasi diperkirakan menghadapi krisis atau tingkat kebutuhan pangan yang lebih buruk.
"Lebih dari 6,6 juta warga Somalia sangat membutuhkan bantuan pangan termasuk 40.000 orang yang terancam kehidupannya akibat kelaparan," kata McCain, seperti dimuat
Arab News. Kendati demikian, kata McCain, kondisi yang sudah parah itu semakin memburuk sejak ada pemotongan bantuan pangan.
"Desember tahun lalu WFP masih menyediakan bantuan pangan untuk 4,7 juta orang per bulan. Kemudian dipotong menjadi 3 juta orang April lalu," ungkapnya.
Menurut McCain, jika dana dari donor internasional masih tidak memadai, maka kemungkinan WFP terpaksa memangkas anggaran bantuan untuk Somalia hanya 1,8 juta perbulan saja.
McCain yang mengunjungi Somalia bulan lalu, melihat sendiri kondisi rakyat yang menderita karena konflik kekerasan dan perubahan iklim.
Dia mengatakan, kekeringan terpanjang dalam sejarah Somalia telah menewaskan jutaan ternak dan menghancurkan tanaman, dan baru-baru ini menyebabkan bencana banjir bandang di selatan.
Oleh sebab itu McCain mendesak para donor bermurah hati menolong Somalia agar tidak jatuh pada jurang kelaparan.
Namun, ia mengaku sangat kecewa atas hasil pengumpulan dana pada 24 Mei lalu yang ditujukan untuk tiga negara Tanduk Afrika seperti Somalia, Ethiopia dan Kenya.
Menurut paparan McCain, penggalangan dana itu hanya berhasil mengumpulkan kurang dari 1 miliar dolar AS (Rp 14,9 triliun), padahal WFP berhadap mendapat lebih dari 5 miliar dolar AS atau Rp (Rp 74,9 triliun) untuk membantu 30 juta orang yang membutuhkan.
BERITA TERKAIT: