Hal tersebut diumumkan setelah perusahaan farmasi milik negara Essential Drugs Company Limited (EDCL), menandatangani nota kesepahaman (MoU), dengan Dyadic International yang berbasis di AS untuk mendirikan pabrik farmasi di Bangladesh.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Zahid Maleque dalam pidatonya mengumumkan bahwa proyek tersebut akan dibantu melalui pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB), sebesar 300 juta dolar AS (Rp 4,4 triliun).
Pabrik tersebut nantinya akan memproduksi 13 jenis vaksin di negaranya, termasuk vaksin Covid-19, melalui pelatihan dan beberapa bantuan yang akan lebih dulu diberikan oleh Dyadic International.
"Dyadic International akan memberikan bantuan teknis, pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk memproduksi, menjaga dan menjaga kualitas vaksin," jelas Maleque, seperti dikutip
Anadolu Agency, Kamis (22/6).
Inisiatif itu diharapkan dapat mengurangi impor vaksin. Selain itu vaksin yang diproduksi di pabrik ini juga nantinya dapat diekspor secara bertahap.
Rencananya pabrik itu akan didirikan di area seluas sembilan hektar di distrik Gopalganj di bagian selatan-tengah Bangladesh.
BERITA TERKAIT: