Menurut warga Tunisia bernama Ridha Bouzid, harga seekor domba untuk kurban tahun ini naik seperempat harga dibanding tahun sebelumnya.
"Saat ini harga seekor domba 900 dinar (Rp 4,3 juta) dibanding harga domba dengan ukuran sama tahun lalu dengan 750 dinar (Rp 3,6 juta)," ungkapnya, seperti dikutip dari
US News pada Rabu (21/6).
Bouzin mengaku khawatir tentang dampak kenaikan harga terhadap keuangannya.
"Gaji saya hanya 950 dinar (Rp 4,6 juta) perbulan. Jika saya membeli kurban, apa yang tersisa?, Kami tidak mampu membayar harga ini," kata Bouzin.
Kenaikan harga domba ternyata disebabkan oleh kenaikan harga pakan ternak yang terjadi di tengah kondisi kekeringan dan gagal panen.
Di Borj El Amri, petani Nabil Rhimi, mengatakan kekeringan telah sepenuhnya menghancurkan tanaman gandum dan jelainya dan membuatnya perlu membeli pakan ternak untuk dombanya.
Karena tidak mampu membayar pakan ternak yang terus naik, Rhimi akhirnya menjual 200 dari 350 dombanya.
"Jika situasinya memburuk, saya akan menjual semuanya," ujarnya.
Pejabat Serikat Petani, Khaled Ayari mengatakan Tunisia telah menghasilkan 1,2 juta domba tahun lalu, tetapi tahun ini hanya tersedia sekitar 850.000 ekor.
Menurut Ayari, Serikat telah menolak impor domba untuk melindungi petani. Perekonomian Tunisia berada dalam kondisi buruk bahkan sebelum pandemi Covid-19.
Kerusakan lebih lanjut dimulai sejak 2020 lalu dengan keuangan negara yang berada di ambang kehancuran dan pemerintah tidak dapat membantu melawan inflasi global.
BERITA TERKAIT: