Dalam wawancaranya dengan majalah
Foreign Policy yang terbit Selasa (13/6), Reznikov mengatakan, bahwa pada awal konflik di Ukraina, Barat meminta Kyiv bertahan tanpa bantuan militer atau membunuh sebanyak mungkin orang Rusia.
“Kami bertanya, 'dapatkah kami memiliki alat penyengat?'” kata Reznikov kepada Foreign Policy.
“Kami diberi tahu, 'Tidak, gali parit dan bunuh orang Rusia sebanyak mungkin sebelum semuanya berakhir'. Orang mengira kami tidak mungkin menang," katanya.
Para pemimpin NATO berjanji untuk mendukung upaya perang Ukraina selama diperlukan. Tetapi sebelumnya, kuantitas dan kualitas senjata yang bersedia dikirim Barat ke Kyiv tidak jelas pada hari-hari dan minggu-minggu setelah pasukan Rusia memasuki negara itu.
Namun saat ini, kata Reznikov, Ukraina telah diberi Bradleys, Strykers, Abrams, Leopards, dan akan segera dilengkapi dengan jet tempur F-16 buatan Amerika.
Dia juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan mempertahankan tanahnya dengan senjata nuklir, menyebut ancaman yang dikeluarkan Moskow sebagai gertakan semata.
Gedung Putih menyatakan bahwa pengiriman senjata Amerika ke Ukraina – bernilai lebih dari $40,4 miliar hingga saat ini – dimaksudkan untuk membantu Kyiv mencetak sebanyak mungkin keberhasilan di medan perang sebelum konflik akhirnya diselesaikan di meja perundingan.
BERITA TERKAIT: