Menurut seorang pejabat Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Joe Biden telah meningkatkan upaya untuk menggagalkan usaha China memperluas operasi intelijennya.
Keberadaan pangkalan mata-mata China dikonfirmasi setelah
The Wall Street Journal (WSJ) pada Kamis (7/6) melaporkan Beijing dan Kuba pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan untuk membangun stasiun penyadapan elektronik di negara itu.
WSJ menyebut China berencana untuk membayar Kuba yang kekurangan uang miliaran dolar sebagai bagian dari negosiasi. Namun, Gedung Putih dan pejabat Kuba menyebut laporan itu tidak akurat.
"Saya telah melihat laporan pers itu, itu tidak akurat," kata jurubicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.
Sementara itu, pejabat anonim dari AS mengatakan, komunitas intelijen AS telah menentukan bahwa mata-mata China dari Kuba telah menjadi masalah yang berkelanjutan dan bukan perkembangan baru.
Ia mengatakan tim keamanan nasional Presiden Joe Biden diberi pengarahan oleh komunitas intelijen segera setelah dia menjabat pada Januari 2021 tentang sejumlah upaya sensitif China di seluruh dunia, di mana Beijing sedang mempertimbangkan perluasan infrastruktur logistik, pangkalan, dan pengumpulan sebagai bagian dari upaya Tentara Pembebasan Rakyat untuk memperluas pengaruhnya.
BERITA TERKAIT: