Dikutip dari
The Jerusalem Post pada Kamis (1/6), Wit Wit meninggal dunia awal April lalu dan menjadi pria asal Timur Tengah pertama yang tewas di konflik tersebut.
"Dia meninggal pada 7 April, sehari setelah tiba di rumah sakit Wagner Group di kota Luhansk, Ukraina timur yang dikuasai Rusia," bunyi laporan tersebut.
Dalam video yang dirilis RIA FAN, ayah Witwit diperlihatkan telah menerima penghargaan atas kematian putranya sebagai prajurit pembela Rusia.
Tidak diketahui identitasnya, namun ayah Witwit mengaku telah mendukung keputusan putranya untuk bergabung bersama Wagner.
"Abbas selalu mengejar kebebasannya. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia menemukan kebebasannya di Rusia," ujarnya.
Kelompok Wagner terkenal dengan perekrutan personel yang mereka dapatkan dari dalam penjara. Di mana narapidana dijanjikan kebebasan jika mampu bertahan enam bulan di garis depan Ukraina.
Ternyata, Wit-wit merupakan salah satu di antaranya. Pada 2021 ia dijatuhi hukuman empat setengah tahun penjara oleh pengadilan di kota Kazan, Rusia karena mengedarkan ganja.
Sebelum masuk penjara, Witwit merupakan mahasiswa tahun pertama di universitas teknik di Kazan.
BERITA TERKAIT: